Pikiran juga asik buntuhan tidak tahu bagaiman harus menyelesaikannya.Kayak orang tidak beriman saja.
Tapi aku si mula terfikir kalau apa yang saya alami kerana ula tangan saya sendiri.Sampai hati tidak tenteram dan asik gelisah.Ada waktunya merasa tidak berguna sekali.Tidak ada harapan.Lebih-lebih kalau insan terdekat dengan kita tidak melihat kita selayaknya sebagai manusia yang wajar di hormati.Semiskinan manupun saya saya juga punya kehormatan dan kemampuan.Sekalipun kemampuan saya terbatas oleh hambatan dunia materi edan ini.
Aku cuba memujuk hati dengan menuliskan ruahan hati saya dalam sajak ini;
Suara Dari Hati Paling Dalam
esak perit
saat tidak terbendung
kata-kata tanpa suara
membawa fikiran menerawang
kehilangan akar akhlak
jauh dari hati
kehangatan titisan di telapak tangan
mengaliri kulit karing pipi
jauh dalam hati paling dalam
tidak lagi tertafsir maknanya
sepi dalam kekalutan suara
kelaparan saat besta bermula
membawa jauh kerongga derita
angin bisa bernyanyi
empun,
awan
dan
rerumputan di padang terbuka
membawa aku hilang dalam kalimah
Luasnya kehidupan di hadapan
dalam diri
tidak mampu ku hadapi
dengan dadah terbuka
jahil
Ampunkan hambaMU ini.
Utuh Karya Jaya
10.12.2005
Sabah
Aku tidak tahu apa sebenarnya yang harus aku nyatakan.Tetapi itulah fikiran menerawang saat aku catatkan dalam sajak.
Sini saya titipkan beberapa foto massa:
>tiga foto untuk tiga keperibadian berbeza
Jumpa lagi
No comments:
Post a Comment